KBR, Jakarta– Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) lakukan pengecekan pelayanan kesehatan cuci darah di Klinik Hemodialisis, bagi pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) berjalan baik. Direktur BPJS Fachmi Idris mengatakan, pelayanan mengunakan sekarang dibuat ringkas dengan sistem online dan menggunakan sistem sidik jari untuk pendataan.
Kata dia, dengan sistem tersebut masyarakat lebih cepat mendapat pelayanan
"Jadi peserta JKN yang terkena gagal ginjal itu dapat mengakses fasilitas kesehatan yang bekerjasama, itu tanpa harus bolak balik lagi ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Karena kasus penyakitnya yang sudah clear, yang membutuhkan pelayanan terus menerus di fasilitas pelayanan tindak lajut. Namun ada syarat direkam dulu finger print, dengan adanya rekaman ini memastikan dan memudahkan mereka datang ke sini, dan betul mereka adalah peserta," ujar Direktur BPJS Fachmi Idris, di Klinik Hemodialisis Tidore, Senin (13/01/2020).
Fachmi menuturkan, Program ini sudah berjalan sejak 1 Januari 2020. Kata dia, ada 772 fasilitas kesehatan (Faskes) yang menggunakan sidik jari, terdiri; 715 Rumah sakit dan klinik 47.
Dia mengatakan, pemindaian sidik jari merupakan sistem untuk menyederhanakan administrasi.
"Untuk finger print semua sudah. Jadi memang kita minta 1 Januari bukan hanya klinik tapi juga rumah sakit bekerjasama klinik bekerjasama itu sudah merekam. Intinya peserta menuju 1 Januari ini kita sudah ada komitmen. Semua menyiapkan alat finger print, kemudian setiap kali datang langsung direkam sehingga mereka tidak perlu lagi balik ke puskesmas, datang ke sini tanpa membawa surat rujukan," ujar Direktur BPJS Fachmi Idris.
Author : Kevin Candra
Editor: Rony Sitanggang